Makanan Khas Daerah 7 Ganjil XI
4. Jenis Bahan Kemas Olahan Makanan Khas Daerah
Kemasan merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi dan memegang
peranan penting dalam usaha pengolahan makanan. Makanan dengan penampilan
menarik akan menggugah selera, karena untuk mengkonsumsi makanan pertama-
tama pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti indra penciuman untuk
aroma, baru kemudian lidah memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa nikmat.
Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya
dan memakannya, oleh karena itu jenis, bentuk, warna, dan dekorasi kemasan perlu
diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada
penyajian dan kemasan produknya.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem
penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara
tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah
yang ditemuinya.Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya dikemas dengan
menggunakan kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat, anyaman daun
pisang, daun kelapa, daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/
enau (aren), daun jambu air, daun jati.dll. Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi
dan kebutuhan manusia, produk kemasanpun berkembang terus menerus. Saat ini,
makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas,
aluminium foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional.
Pengemasan dilakukan untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi
produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan
isik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan agar mempunyai bentuk yang memudahkan
dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.Oleh karena itu
bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Kriteria- kriteria tertentu juga harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/
kemasan, yaitu antara lain :
1) Bahan kemasan/ wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai
resiko dari luar
2) Bahan kemasan tidak berbau.
3) Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.
4) Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat.
5) Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk,
tanggal,nama produsen, berat bersih, komposisi, merk dagang, tanggal
kadaluarsa, efek samping.
5. Teknik Pengemasan Makanan Khas Daerah
Pengemasan yang pertama yang diketahui adalah menggunakan bahan-bahan
alami yang tersedia pada saat itu diantaranya : keranjang dari alang-alang, kantong
kulit (bola tas), kotak kayu, vas tembikar, keramik amphorae, tong kayu, tas anyaman,
dll. Makanan tradisional suatu daerah mungkin berbeda pada daerah lain, misalnya
produk fermentasi dari ubi kayu di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal sebagai tape,
sementara di Jawa Barat disebut sebagai Peuyeum. Perbedaan sebutan/nama terhadap
produk pangan tradisional serupa di berbagai daerah juga diikuti dengan perbedaan
penggunaan kemasan untuk produk dimaksud. Ragam kemasan makanan tradisional
yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot
jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun
jati. Cara pengemasannyapun dilakukan dengan berbagai macam cara seperti dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Cara Mengemas Makanan Dan Bahan Kemasan Tradisionil
Cara mengemas Bahan kemasan Nama Makanan
Menggulung
Daun pisang
Daun bambu
Daun/kelobot jagung
Lontong,
Bacang
Dodol
Melipat Daun pisang
Daun jambu
Nagasari, tempe
Tape
Membalut Daun pisang
Daun kelapa Lemper, leupeut
Menganyam Daun kelapa Ketupat
Pengemasan, di atas bertujuan untuk melindungi makanan dari kerusakan, juga
merupakan daya pikat bagi orang agar tergiur menikmatinya.Pada perkembangannya,
manusia mulai memanfaatkan bahan kemasan yang dibentuk secara khusus untuk
keperluan mengemas, yaitu dengan dibuatnya bahan kemasan dari kaca, kemudian
dari perunggu.
Salah satu jenis makanan khas daerah yang dikemas dengan daun pisang adalah
lontong. Lontong adalah makanan yang terbuat dari beras yang merupakan inovasi
dengan bertujuan untuk menikmati nasi dalam bentuk lain. Pada umumnya lontong
merupakan makanan yang dimasak dan dikemas dengan menggunakan daun pisang.
Namun kini, karena semakin langka atau sulitnya mendapatkan daun pisang, kemasan
lontong kini dikreasikan dengan memakai plastik.Namun, mungkin rasa lontong
dengan bungkus atau kemasan plastik tidak seenak bila menggunakan daun pisang.
Bagi yang mempunyai banyak pohon pisang di kebun, memakai daun pisang sebagai
bungkus lontong mungkin menjadi pilihan yang cukup baik. Namun perlu diingat,
tidak semuadaun pisang baik digunakan untuk mengemas, dikarenakan sifat isik
yang berbeda terutama sifat leksibilitas. Cara penggunaannya dapat secara langsung
atau melalui proses pelayuan terlebih dahulu, hal ini untuk lebih melenturkan daun
sehingga mudah untuk dilipat dan tidak sobek atau pecah. Seperti halnya pada
pengemasan tape ketan, produk ini banyak mengandung air, sehingga dengan
permukaan yang licin, rendah menyerap panas, kedap air dan udara, maka cocok
untuk digunakan untuk mengemas. Berikut ini resep cara memasak atau membuat
lontong dengan daun pisang.
a. Bahan-bahan:
1) Untuk bahan utama membuat lontong
a) Beras ½ kg
b) Daun pisang untuk membungkus, secukpnya
c) Air untuk merebus, secukupnya
d) 500 ml Santan
2) Untuk bahan isi (dapat diganti sesuai dengan selera)
d) ¼ kg wortel
e) ¼ kg kentang
b. Cara memasak atau membuat lontong dengan daun pisang:
1) Pertama-tama buat bahan untuk isi lontong. Kupas kentang dan wortel.
Kemudian potong-potong sebesar dadu. Kukus kentang dan wortel tersebut
hingga empuk.
2) Langkah selanjutnya buat bahan utama pembuatan lontong. Rebus santan
hingga mendidih. Masukkan beras yang sudah dicuci bersih. Tambahkan
garam. Aduk-aduk terus sampai santan dalam panci kering.
3) Siapkan daun pisang yang tidak terlalu tua untuk membungkus. Buang bagian
sisi daun pisang. Bersihkan daun pisang dengan lap kering. Lalu potong-potong
sesuai selera ukuran lontong, kurang lebih 30x20 cm.
4) Langkah selanjutnya, ambil selembar daun pisang. Letakkan satu sendok
adonan lontong di atas daun tersebut. Pipihkan aronan beras di atas daun
dengan menggunakan sendok. Masukkan bahan isi. Kemudian tutup dengan
adonan beras.
5) Rapihkan adonan beras yang telah diisi hingga berbentuk silinder. Gulung
daun sampai habis.
6) Kemudian tutup salah satu ujung gulungan daun pisang tersebut dengan
melipat kedua sisinya. Buatlah dalam jumlah banyak.
7) Langkah selanjutnya adalah memasak lontong tersebut dengan cara mengukus.
Masukkan air ke dalam panci. Susun bakal lontong tersebut di dalam panci.
Kemudian kukus lontong selama kira-kira 2 jam.
8) Jika lontong telah matang, angkat lontong dan tiriskan airnya hingga hilang
atau menetes agar lontong padat, kenyal dan tidak mudah basi.
Komentar
Posting Komentar