PENERAPAN RENCANA AKSI BERORIENTASI HOTS DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI REAKSI KIMIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS X FASE E SMAN 1 KOTA BESI TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Ditulis Oleh:
SRI MULYANTI, S.Pd
No. UKG: 201501101381
PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3
KATEGORI 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2023
Lokasi | SMAN 1 Kota Besi |
Lingkup Pendidikan | Sekolah Menengah Atas |
Tujuan yang ingin dicapai | Menerapkan model pembelajaran inovatif Discovery Learning untuk meningkatkan pemahaman submateri Ciri-ciri reaksi kimia pada kelas X Sman 1 Kota Besi tahun pelajaran 2023/2024. |
Penulis | Sri Mulyanti, S.Pd |
Tanggal | 23 Januari 2024 |
Situas | Menurut Kompas (2023), Penurunan skor Programme for International Student Assessment atau Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) Indonesia tahun 2022 mencerminkan krisis pembelajaran di Indonesia parah dan harus diatasi secara serius dan berkelanjutan. Penguasaan HOTS Salah satu penyebab rendahnya penguasaan materi dinilai karena siswa Indonesia belum terbiasa mengerjakan soal menggunakan Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurangnya pengintegrasian HOTS dalam soal-soal pembelajaran. Kurangnya peran guru dalam mendorong dan mengontrol anak untuk giat berlatih. Sehingga Kurangnya penguasaan siswa dalam penyelesaian soal-soal HOTS. Kondisi ini disebabkan oleh pendidik yang masih belum memahami model-model pembelajaran inovatif seperti DL, PBL,PjBL, yang mengarah pada pembiasaan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Praktik ini penting untuk dibagikan karena penulis yakin diluar sana banyak guru yang juga memiliki permasalahan yang sama, sehingga dapat menjadi motivasi dan bahan referensi bersama. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai seorang pendidik yang melaksanakan tugas pembelajaran secara efektif mulai dari merancang perangkat yang mampu mencapai tujuan pembelajaran dan menjawab tantangan dari permasalahan rendahnya kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi. Mempraktikan/ mengintegrasikan dan melaporkan hasilnya. |
Tantangan
| Pendidik belum mendapat pelatihan mengenai model pembelajaran inovatif sebelumnya, juga sudah terbiasa menggunakan model pembelajaran konvensional. Peserta didik memiliki karakteristik gaya belajar yang berbeda-beda. Praktik melibatkan kepala sekolah, pendidik, peserta didik, rekan sejawat, kameramen. Kendala: Video terpaksa berjeda karena hp yang digunakan panas akibat rekaman dalam waktu panjang, menggunakan lebih dari satu hp dengan kualitas kamera berbeda sehingga hasil video kurang memuaskan. Faktor penghambat ada pada pengalaman yang kurang pada kameramen membuat banyak hal tidak terekam. |
AKSI
| Pendidik membuat perangkat pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu Discovery Learning media LKPD. Langkah-langkahnya: Peserta didik melakukan tes awal / pretest pengetahuan menggunakan media google form untuk mengetahui kemampuan awal, membentuk kelompok, mengambil LKPD, menyimak video Pendidik mendorong dan mengarahkan untuk membuat pertanyaan berdasarkan video. Peserta didik menuangkan semua aktivitas ke LKPD dengan berkolaborasi. Isi LKPD mulai Stimulus, problem statement, data collection, data proses, verification, dan kesimpulan dilakukan bersama. Pendidik mengajak untuk selalu menghargai temannya dengan memberikan tepuk tangan dan pujian. Peserta didik mengerjakan postest. Strategi antara lain: model DL. Metode mengamati-menanya, diskusi, presentasi. Media: wa, google form, leptop, alat tulis, hp, blogger, internet, youtube, LKPD. Yang terlibat antara lain pendidik, peserta didik, observer, kameramen. |
REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK | Pembelajaran berhasil karena berpusat pada peserta didik. Dari hasil kognitif 20% masih belum berhasil dan akan postest ulang setelah remedi. Semua peserta didik sangat aktif dan kondusif. Hasil belajar kognitif 80% sudah tuntas dan keterampilan & sikap predikat Baik sekali (BS). Hasil refleksi sample menuliskan bahwa mereka menjadi terarah, terbimbing dan fokus. Pembelajaran ini menjadikan mereka dapat berpikir kritis, gotong royong, kolaborasi, saling menghargai, dan mampu menggali sumber dengan baik dan cepat, berlomba dengan waktu yang terbatas. Sebagai Tindak lanjut pendidik akan berinovasi dalam pembuatan soal-soal remedial sesuai kondisi peserta didik. Pendidik selalu mengubgrade diri untuk selalu berinovasi dalam metode dan strategi serta giat menerapkan pembelajaran yang kekinian, mengasah literasi yang luas pada materi yang diajarkan. Penulis juga belajar banyak hal dalam pembuatan LKPD yang mampu seimbang dengan kondisi peserta didik dikelas. |
Kesimpulan
Setelah melakukan praktik pembelajaran ini, penulis memiliki banyak sekali ilmu yang belum diterima sebelumnya. Penulis sekarang merasa sangat bangga karena mampu merancang pembelajaran inovatif yang disambut antusias dari peserta didik dalam mengajak mereka mencapai tujuan pembelajaran. DL merupakan salah satu metode yang memang sangat bagus untuk digunakan pada generasi sekarang. Dengan pemanfaatan teknologi juga sangat berpengaruh besar pada motivasi dikelas. DL membuat peserta didik menjadi lebih mampu untuk berpikir tingkat tinggi dan menggali sendiri ilmunya.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar