KM PKWU X KERAJINAN 6
Materi Teknik Penambahan Ragam Hias
Teknik Penambahan Ragam Hias
Pembuatan motif/ragam hias pada produk kerajinan secara umum
menerapkan dua kategori desain, yaitu reka latar (surface/applied
design) dan reka struktur (structural design).
Reka latar:
Reka latar adalah bentuk perupaan desain pada permukaan dari bahan
yang dipakai pada produk. Bertujuan untuk menambahkan bentuk atau
tekstur pada bahan yang akan dipakai. Beberapa jenis reka latar yaitu:
1. Teknik Pengrusakan (dekonstruksi)
Teknik menciptakan motif dengan merubah bentuk bahan, terdiri dari:
• Teknik bakar
• Teknik gunting, dan
• Teknik pembolongan
2. Teknik Menciptakan Lipatan (stilasi)
Proses ini menghasilkan lipatan (pleats) yang permanen dan memberikan
efek tiga dimensi pada kain. Proses ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa teknik. antara lain:
• Teknik jahit; terdiri dari teknik jahit tangan dan teknik jahit mesin
• Teknik aplikasi; yaitu membuat motif dengan menyematkan bentuk
dekoratif penghias atau efek-efek lain yang ingin ditambahkan
pada permukan bahan yang diinginkan. Teknik ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu: aplikasi mixed media dan teknik sulam/bordir
• Teknik tumpuk (layering) dilakukan dengan menumpuk beberapa
jenis bahan atau material lainnya.
• Teknik kolase yaitu teknik menempel dan menggabungkan
potongan beberapa macam bahan dan material di atas bahan yang
akan digunakan.
Reka struktur:
Reka struktur menciptakan motif bersamaan di saat pembuatan bahan.
Dilakukan melalui perbedaan warna benang, kerapatan tenunan,
tekstur benang yang digunakan, dan lain sebagainya. Contoh reka
struktur terdapat pada teknik tenun, makrame dan rajut.
Teknik Aplikasi Pada Busana/Aksesoris
Aplikasi bahan dengan motif atau corak yang kontras pada busana
berbahan polos lazim dilakukan untuk mempercantik dan menambah
keunikan pada busana yang diinginkan. Teknik
aplikasi ini cukup sederhana dan mudah
dilakukan karena hanya memanfaatkan teknik
jahit dasar. Pada pelaksanaannya, teknik aplikasi
dapat digunakan untuk menghias bagian yang
ingin ditonjolkan pada busana ataupun untuk
membuat hiasan dengan bentuk tertentu sesuai
pola gambar yang telah dibuat. Perhatian khusus
difokuskan pada kerapian pemotongan bahan,
pengerjaan jahitan, dan kecocokan motif yang
ditambahkan pada busana yang diinginkan
Teknik Sulam Sebagai Hiasan Pada Busana/Aksesoris
Kegiatan menyulam sudah sejak lama dikenal dekat dengan kehidupan
manusia. Bahkan, usia sulaman bisa dikatakan sama dengan
ditemukannya pakaian, yaitu sejak ribuan tahun silam.
Sulam biasa disebut juga dengan bordir, adalah hiasan yang dibuat
di permukaan kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan
benang. Dahulu, sulam lebih banyak menggunakan bahan dasar benang
katun, tetapi selanjutnya, sulam dapat dikembangkan dengan pita dan
benang nilon yang tebal dan kaku. Kain dan benang yang dipakai untuk
sulaman berbeda-beda menurut tempat dan negara. Selain benang
dari wol, linen, dan sutra, sulaman modern menggunakan benang
sulam dari katun atau rayon. Pada umumnya, sulaman dengan benang
menggunakan beberapa jenis tusuk dasar, seperti tusuk jelujur, tikam
jejak, silang, flanel, feston, rantai, melekat benang, dan batang.
Adapun karakteristik hasil akhir sulaman dapat dibedakan sebagai
berikut.
• Sulam datar, hasil sulamannya rata dengan permukaan kain.
• Sulam terawang (kerawang), hasil sulaman berlubang-lubang
seperti menerawang.
• Sulam timbul, hasil sulamannya membentuk tekstur di permukaan
kain sesuai motif yang dibuat.
Seni menyulam terus mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Berikut beberapa jenis sulaman yang berkembang saat ini.
1. Sulam Kepala Peniti
Sulam kepala peniti merupakan sulaman dengan tekstur menyerupai
kepala jarum pentul yang berukuran kecil.
2. Sulam Bayang
Sulam bayang merupakan jenis sulaman dengan teknik penempatan
kain yang bertindih, kain warna diletakkan pada bagian dalam/
bawah kain dasar, sedangkan sulaman dilakukan pada bagian atas
kain dasar.
3. Sulam Renda Bangku
Sulam renda bangku merupakan jenis sulam yang memiliki fungsi
sebagai renda baju atau taplak dan lainnya. Sulaman ini dibuat di
atas bangku kecil berukuran bulat, maka disebutlah sulaman renda
bangku. Benang yang digunakan cenderung halus dan kecil.
4. Sulam Pita
Sulam pita menggunakan pita-pita dengan berbagai ukuran dan
ketebalan. Sulaman ini menggunakan jarum sulam atau jarum
kasur yang memiliki lubang benang berukuran besar.
Teknik Sulam Payet Sebagai Dekorasi Pada Busana/Aksesoris
Penggunaan payet sebagai elemen dekoratif pada busana saat ini
semakin diminati masyarakat. Payet tidak hanya dapat dimanfaatkan
pada busana, namun juga pada pembuatan aksesoris, seperti masker,
syal, tas, dompet, dan lain sebagainya.
Alat dan bahan serta teknik pemasangan payet
• Alat dan Bahan
Jarum, gunting kain, karbon, kertas minyak, pensil, pensil jahit,
jarum pentul, mata nenek, bahan, benang, dan payet.
• Teknik Pemasangan Payet
Berikut beberapa contoh teknik dasar pemasangan payet
1. Pemasangan payet berbentuk
pasir sehingga menyerupai bentuk
rantai. Bentuk pemasangan
dengan teknik ini dapat dilakukan
untuk membuat bentuk sulur atau
ranting pada pola gambar yang
telah direncanakan.
2. Pemasangan payet dengan bentuk daun seringkali dimanfaatkan
pada saat pembentukan motif flora dengan memanfaatkan payet
berbentuk batang.
3. Memanfaatkan payet dengan bentuk piring yang dipasang
dengan susunan menyerupai bentuk bunga. Biasa dipakai untuk
pemasangan payet di atas bahan brokat ataupun bermotif batik.
Materi Aksesoris Fesyen Nusantara
Aksesoris Fesyen Nusantara Inspirasi Objek Budaya/Artefak
Aksesoris fesyen telah lama digunakan sebagai pelengkap dalam
berbusana. Keberadaan aksesoris yang tepat digunakan pada busana
tertentu dapat menambah keindahan dari busana itu sendiri, selain
juga menambah daya tarik pemakainya.
Pengembangan kerajinan aksesoris fesyen yang memanfaatkan
latar belakang budaya ataupun tradisi di masa ini semakin
diminati. Desainer lokal Indonesia berlomba-lomba menggali objek
budaya/artefak Nusantara sebagai sumber gagasan desain mereka.
Hal ini tidak hanya menambah kekayaan ragam produk Indonesia di
kancah nasional, namun juga menambah daya jual produk Indonesia
di kancah internasional.
Budaya Nusantara dalam bentuk objek sebagai sumber inspirasi
dapat diambil dari relief candi, senjata, bentuk rumah tradisional,
pattern pada batik, jumputan ataupun kain tenun, dan lain-lain.
Bentuk-bentuk objek budaya/artefak yang diaplikasikan dalam produk
kerajinan modern khususnya aksesoris fesyen mampu memberikan
keunikan tersendiri, menambah orisinalitas dan nilai ekonomis produk.
Contoh pemanfaatan objek budaya Nusantara dalam bentuk
aksesoris pendukung busana:
Komentar
Posting Komentar